Pada zaman sekarang ada segolongan manusia yang berpendapat bahwa manusia dan alam diciptakan tanpa tujuan tertentu. Alam yang terbentang luas ini dimanfaatkan manusia sesuai dengan tingkat ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Manusia dan alam dianggap seperti satu sistem yang bereaksi di antara satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan. Pada pandangan mereka, hidup hanya untuk kebutuhan materi semata-mata. Ini adalah pandangan sains sekuler. Bagi mereka, manusia tidak memiliki tujuan dan arah tertentu dalam kehidupan, melainkan sebagai agen perubahan alam ini. Manusia dibagi menjadi komponen alam tanpa mempertimbangkan faktor dan peran akal, hati dan nafsu manusia itu sendiri.
Sesuai dengan kejadian manusia itu diciptakan
sebagai khalifah di Bumi, maka Allah yang Maha Pencipta bukan saja
mempercantik kejadian manusia itu, bahkan menganugerahkan nikmat akal untuk
membedakannya dari makhluk lain. Dengan akal dan berdasarkan pula ajaran Islam,
maka peran dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah tentunya besar dan
berat. Ia bukan hanya sekadar menyempurnakan tanggungjawab terhadap penciptanya
saja yaitu Allah, tetapi juga bertanggung jawab terhadap hubungannya sesama
manusia dan lingkungan. Sesuai dengan ajaran Islam yang menempatkan keseluruhan
tanggung jawab ini di bawah satu peran umum yaitu
pengabdian yang sepenuhnya
kepada Allah. Firman Allah dalam Q.S Az-Zarriyat :
56
لِيَعْبُدُونِ إِلا وَالإنْسَ الْجِنَّ خَلَقْتُ وَمَا
“Tidak Aku jadikan jin dan manusia
melainkan untuk mengabdikan diri kepada-Nya.”
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana proses terciptanya manusia ?
2. Apa peran manusia di Bumi ini ?
3. Apa tugas manusia sebagai khalifah di Bumi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui proses terjadinya manusia.
2. Mengetahui peran manusia di bumi.
3. Mengetahui tugas manusia sebagai khalifah di bumi.
A. Proses
Terciptanya Manusia
Manusia dalam pandangan Islam tediri
atas dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani manusia bersifat materi yang
berasal dari unsur-unsur sari pati tanah. Sedangkan roh manusia merupakan
substansi non materi,
yang keberadaannya dia alam baqa nanti merupakan rahasia Allah SWT.
Proses kejadian manusia telah dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim dan Hadits
Rasulullah SAW.
Tentang proses kejadian manusia, Allah SWT telah berfirman
dalam Al Qur’an surat Al Mukminun ayat 12 – 14, yaitu :
مَكِينٍ قَرَارٍ فِي نُطْفَةً جَعَلْنَاهُ ثُمَّ
طِينٍ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ لإنْسَانَ
ا خَلَقْنَا وَلَقَدْ
فَكَسَوْنَا عِظَامًا الْمُضْغَةَ فَخَلَقْنَا مُضْغَةً الْعَلَقَةَ فَخَلَقْنَا عَلَقَةً النُّطْفَةَ خَلَقْنَا ثُمَّ
الْخَالِقِينَ أَحْسَنُ اللَّهُ فَتَبَارَكَ آخَرَ خَلْقًا أَنْشَأْنَاهُ ثُمَّ لَحْمًا الْعِظَامَ
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian kami
jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudain airmani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling
baik.”
Dalam hadits Rasulullah SAW tentang
kejadian manusia, beliau bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya
setiap kalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya 40 hari sebagai
nutfah, kemudain sebagai alaqah seperti itu pula (40 hari), lalu sebagai mudgah
seperti itu, kemudian diutus malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan
ruh kedalam tubuhnya.” (Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
B. Peranan
Manusia sebagai Khalifah
Ketika memerankan fungsinya sebagai
khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan
dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al
‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang
dari pihak manapun (ar ri’ayah).
1. Memakmurkan Bumi
Manusia mempunyai kewajiban kolektif
yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi
kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi
itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan alam agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat
melanjutkan eksplorasi itu.
2.
Memelihara
Bumi
Melihara bumi dalam arti luas
termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya
manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah,
yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber
daya manusia yang rusak akan sangat potensial merusak alam. Oleh karena itu,
hal semacam itu perlu dihindari.
Allah menciptakan alam semesta ini
tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan
sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan
oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjuk-Nya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).
Sebagai seorang muslim dan hamba
Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai khalifah dimuka bumi
dengan tidak melakukan kerusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh
Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat 77 yang berbunyi:
أَحْسَنَ كَمَا وَأَحْسِنْ الدُّنْيَا مِنَ نَصِيبَكَ ا
تَنْسَ وَل الآخِرَةَ الدَّارَ اللَّهُ آتَاكَ فِيمَا وَابْتَغِ
الْمُفْسِدِينَ يُحِبُّ لا اللَّهَ إِنَّ الأرْضِ فِي الْفَسَادَ تَبْغِ وَلا إِلَيْكَ اللَّهُ
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
C. Tugas
Manusia sebagai Khalifah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT
agar beribadah kepadanya. Kata beribadah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun.
Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah
yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.
1.
Ibadah
muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata
caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun
hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat,
puasa, zakat, haji dan sebagainya
2. Ibadah ‘ammah (umum), yaitu
pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas
dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan kepada keterangan
ayat-ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah SAW dengan uraian di
Atas
dapat dibuat kesimpulan bahawa :
1. Manusia tediri atas dua unsur, yaitu
jasmani (unsur sari
pati tanah) dan rohani ( unsur roh)
2. Peran
manusia sebagai khalifah di Bumi adalah memelihara dan memakmurkan bumi
3. Tugas
manusia sebagai khalifah di Bumi adalah Beribadah kepada Allah dan menjauhi
segala larangan-Nya.
B.
Saran
Dalam rangka menjalankan peranan dan tugas manusia
sebagai khalifah di Bumi yaitu memelihara dan memakmurkan bumi dengan cara :
1.
Berprilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS)
2.
Menerapkan lingkungan
Green and Clean
3.
Tidak merusak
alam
4.
Mengemat energi
(saving energy)
5.
Dan masih banyak
lagi yang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar