UA-40302592-1

Pages

Jumat, 19 April 2013

Ekosistem




 Pada zaman sekarang ada segolongan manusia yang berpendapat bahwa manusia dan alam diciptakan tanpa tujuan tertentu. Alam yang terbentang luas ini dimanfaatkan manusia sesuai dengan tingkat ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Manusia dan alam dianggap seperti satu sistem yang bereaksi di antara satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan. Pada pandangan mereka, hidup hanya untuk kebutuhan materi semata-mata. Ini adalah pandangan sains sekuler. Bagi mereka, manusia tidak memiliki tujuan dan arah tertentu dalam kehidupan, melainkan sebagai agen perubahan alam ini. Manusia dibagi menjadi komponen alam tanpa mempertimbangkan faktor dan peran akal, hati dan nafsu manusia itu sendiri.
Sesuai dengan kejadian manusia itu diciptakan sebagai khalifah di Bumi, maka Allah yang Maha Pencipta bukan saja mempercantik kejadian manusia itu, bahkan menganugerahkan nikmat akal untuk membedakannya dari makhluk lain. Dengan akal dan berdasarkan pula ajaran Islam, maka peran dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah tentunya besar dan berat. Ia bukan hanya sekadar menyempurnakan tanggungjawab terhadap penciptanya saja yaitu Allah, tetapi juga bertanggung jawab terhadap hubungannya sesama manusia dan lingkungan. Sesuai dengan ajaran Islam yang menempatkan keseluruhan tanggung jawab ini di bawah satu peran umum yaitu
pengabdian yang sepenuhnya kepada Allah. Firman Allah dalam Q.S Az-Zarriyat : 56
 لِيَعْبُدُونِ إِلا وَالإنْسَ الْجِنَّ خَلَقْتُ وَمَا
“Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk mengabdikan diri kepada-Nya.”
B.       Rumusan Masalah
1.   Bagaimana proses terciptanya manusia ?
2.   Apa peran manusia di Bumi ini ?
3.   Apa tugas manusia sebagai khalifah di Bumi ?
C.       Tujuan
1.   Mengetahui proses terjadinya manusia.
2.   Mengetahui peran manusia di bumi.
3.   Mengetahui tugas manusia sebagai khalifah di bumi.


A.      Proses Terciptanya Manusia
Manusia dalam pandangan Islam tediri atas dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur-unsur sari pati tanah. Sedangkan roh manusia merupakan substansi non materi, yang keberadaannya dia alam baqa nanti merupakan rahasia Allah SWT. Proses kejadian manusia telah dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim dan Hadits Rasulullah SAW.
Tentang proses kejadian manusia, Allah SWT telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Mukminun ayat 12 – 14, yaitu :
مَكِينٍ قَرَارٍ فِي نُطْفَةً جَعَلْنَاهُ ثُمَّ      طِينٍ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ لإنْسَانَ ا خَلَقْنَا وَلَقَدْ
فَكَسَوْنَا عِظَامًا الْمُضْغَةَ فَخَلَقْنَا مُضْغَةً الْعَلَقَةَ فَخَلَقْنَا عَلَقَةً النُّطْفَةَ خَلَقْنَا ثُمَّ        
الْخَالِقِينَ أَحْسَنُ اللَّهُ فَتَبَارَكَ آخَرَ خَلْقًا أَنْشَأْنَاهُ ثُمَّ لَحْمًا الْعِظَامَ

Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudain airmani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.”
Dalam hadits Rasulullah SAW tentang kejadian manusia, beliau bersabda yang artinya:
 “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya 40 hari sebagai nutfah, kemudain sebagai alaqah seperti itu pula (40 hari), lalu sebagai mudgah seperti itu, kemudian diutus malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh kedalam tubuhnya.” (Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
B.       Peranan Manusia sebagai Khalifah
Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).


1.   Memakmurkan Bumi
Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan alam agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu.

2.   Memelihara Bumi
Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangat potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.
Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjuk-Nya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).

Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan kerusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat 77 yang berbunyi:

أَحْسَنَ كَمَا وَأَحْسِنْ الدُّنْيَا مِنَ نَصِيبَكَ ا تَنْسَ وَل الآخِرَةَ الدَّارَ اللَّهُ آتَاكَ فِيمَا وَابْتَغِ
الْمُفْسِدِينَ يُحِبُّ لا اللَّهَ إِنَّ الأرْضِ فِي الْفَسَادَ تَبْغِ وَلا إِلَيْكَ اللَّهُ

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

C.       Tugas Manusia sebagai Khalifah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar beribadah kepadanya. Kata beribadah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun. Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.
1.   Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya
2.   Ibadah ‘ammah (umum), yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT.
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Berdasarkan kepada keterangan ayat-ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah SAW dengan uraian di Atas dapat dibuat kesimpulan bahawa :
1.   Manusia tediri atas dua unsur, yaitu jasmani (unsur sari pati tanah) dan rohani ( unsur roh)
2.   Peran manusia sebagai khalifah di Bumi adalah memelihara dan memakmurkan bumi
3.   Tugas manusia sebagai khalifah di Bumi adalah Beribadah kepada Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

B.        Saran
Dalam rangka menjalankan peranan dan tugas manusia sebagai khalifah di Bumi yaitu memelihara dan memakmurkan bumi dengan cara :
1.   Berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2.   Menerapkan lingkungan Green and Clean
3.   Tidak merusak alam
4.   Mengemat energi (saving energy)
5.   Dan masih banyak lagi yang lainnya.


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More