I.
Dasar Teori
Tanaman
mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat dari aktivitas
pembelahan,pengembangan dan diferensiasi sel. Pertumbuhan pada tanaman dapat
diamati dengan adanya kenaikan ukuran misalnya panjang, lebar dan luas daun, dan
sebagainya pada tanaman atau bagian-bagian tanaman seperti batang, daun, akar,
dan lain-lain.
Pertumbuhan
pada tanaman mula-mula terjadi sangat lambat (Lag phase), kemudian dipercepat
(log phase), pertumbuhan diperlambat atau menurun (Decreasing Growth Rate) dan
pada akhirnya tetap atau tidak mengalami pertumbuhan (Steady Stage). Pola
pertumbuhan setiap tanaman mempunyai pola yang tetap dan terjadi berulang-ulang
pada tanaman tahunan. Pola pertumbuhan tersebut apabila digambarkan
menurutwaktu, maka akan diperoleh kurve yang berbentuk huruf “S” yang disebut
“Kurve Sigmoid”. Kurve Sigmoid akan nampak jelas dilihat pada tanaman semusim
seperti tanaman jagung dan kedelai karena umur tanamannya singkat.
Selain
diindikasikan dengan pertambahan jumlah dan ukuran tanaman serta diferensiasi,
pertumbuhan tanaman juga dapt dilihat dari pertambahan kering sebagai analisis
pertumbuhan. Analisis pertumbuhan tanaman diartikan sebagai suatu pendekatan
untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sebagai proses
penimbunan hasil fotosintesis. Analisis pertumbuhan tanaman dapat dilakukan
dengan pengamatan luas daun dan berat kering tanaman.
II.
Tujuan
1. Membuktikan
bahwa tanaman dan bagian-bagiannya mempunyai pertumbuhan yang berbentuk kurve
sigmoid.
2. Mengetahui
pengaruh lingkungan terhadap terjadinya kurve sigmoid pertumbuhan pada tanaman.
3. Mengetahui
cara pengukuran pertumbuhan tanaman secara kuantitatif.
Alat dan Bahan
1. Alat
:
·
Polybag hitam (10
polybag yaitu 5 polybag untuk tanaman jagung dan 5 polybag untuk tanaman
kedelai)
·
Timbangan
·
Alat tulis
2. Bahan
:
·
Biji jagung dan kedelai
·
Pupuk : kandang dan
“NPK”
·
Air
·
Tanah
III.
Cara Kerja
1. Memilih
benih-benih tanaman jagung dan kedelai yang baik (per polybag tiga biji).
2. Mengisi
polybag sesuai perlakuan (tanah saja, tanah dengan pupuk kandang, dan tanah
dengan pupuk NPK) sampai penuh. Dalam hal ini, kelompok V menggunakan perlakuan
dengan pupuk NPK.
3. Menanam
benih-benih tanaman semusim tersebut pada polybag (3biji per polybag) dengan 1
biji tiap lubang tanam.
4. Menambahkan
pupuk NPK pada polybag tanaman jagung dan kedelai masing-masing polybag diberi
pupuk NPK sebanyak 1 gram. Pupuk diberikan di sekililing lubang tanaman
kemudian disiram air.
5. Tanaman
yang ditanam tersebut dipelihara dengan
cara disiram air dan gulma di sekitar tanaman dicabut.
6. Pada
minggu kedua, dilakukan penjarangan tanaman sehingga yang ada di polybag hanya
ada dua tanaman.
7. Memberikan
pupuk NPK susulan bagi tanaman pada minggu kedua dengan takaran 1,8 gram untuk
tanaman jagung dan 1,1 gram untuk tanaman kedelai.
8. Mengamati
pertumbuhan tanaman dengan cara mengukur tinggi tanaman dan menghitung jumlah
daun tanaman selama 8 minggu.
9. Pada
minggu keempat dan kedelapan,diambil 2 tanaman dalam 2 polybag pada tanaman
jagung dan kedelai sebagai tanaman korban untuk dihitung luas daun dan berat
keringnya
10. Membuat
grafik yang menunjukkan hubungan antara tinggi tanaman terhadap waktu
pengamatan.
11. Luas
daun dan berat kering yang telah diperoleh, digunakan untuk menghitung RGR,
LAR, dan NAR masing-masing tanaman jagung dan kedelai.
HASIL
PRAKTIKUM
A.
Curve Sigmoid
Pada praktikum yang di
laksanakan di Green House UMY di
peroleh hasil sebagai berikut :
Data diatas adalah data tinggi tanaman jagung dengan
berbagai macam perlakuan. Dari data di atas diperoleh hasil rata – rata untuk
setiap perlakuan dari beberapa ulangan yaitu sebagai berikut :
Untuk tinggi
tanaman kedelai data yang di peroeh yaitu:
Data diatas adalah data tinggi
tanaman kedelai dengan berbagai macam perlakuan. Dari data di atas diperoleh
hasil rata – rata untuk setiap perlakuan dari beberapa ulangan yaitu sebagai
berikut :
Untuk tanaman jagung bila di buat grafik curva maka di
peroleh grafik sebagai berikut:
Grafik untuk pertumbuhan kedelai adalah sebagai
berikut:
B.
Analisis Pertumbuhan tanaman
Untuk acara analisis
pertumbuhan tanaman yaitu untuk mengetahui RGR, LAR dan NAR. Di peroleh hasil
sebagai berikut:
i.
Tabel Analisis Pertumbuhan Tanaman
Jagung
ii.
Tabel Analisis Pertumbuhan Tanaman Kedelai.
Perhitungan
1.
Relatif growth rate (RGR)
ln W2 – ln W1
RGR
= ---------------------
T2 – T1
v Perlakuan
pupuk kandang
A. Jagung
ln 37,5 – ln 18,95 3,61 – 2,94
RGR
= ------------------------ =
---------------------------
8 – 4 4
= 2,87 g/g/mg
B. Kedelai
ln 19,75 – ln 14,7 2,98 – 2,68
RGR
= -------------------------- = --------------------------
8 – 4 4
= 2,31 g/g/mg
v Perlakuan
pupuk NPK
A. Jagung
ln W2 – ln W1
RGR
= ---------------------
T2 – T1
= 0,58 g/g/mg
B. Kedelai
ln W2 – ln W1
RGR = ---------------------
T2 –
T1
= 1,325 g/g/mg
v Perlakuan
tanpa pupuk
A. Jagung
ln W2 – ln W1
RGR
= ---------------------
T2 – T1
1,8 - 1,7
= -------------- = 0.025 g/g/mg
4
B. Kedelai
ln W2 – ln W1
RGR = ---------------------
T2
– T1
11,2
– 8,2
=
----------------------- = 3 g/g/mg
4
2.
Leaf Area Ratio (LAR)
La
LAR = ------------
W
v Perlakuan
pupuk kandang
A. Jagung
1061,75
LAR
= ---------------
50,8
= 20,9 cm 2
B. Kedelai
834,15
LAR
= ---------------
32,5
= 25,66 cm 2
v Perlakuan
pupuk NPK
A. Jagung
La
LAR = ------------
W
= 59,27 cm 2
B. Kedelai
La
LAR = ------------
W
= 29,32 cm 2
v Perlakuan
tanpa pupuk
A. Jagung
La
LAR = ------------
W
2015,36
= ------------------ = 46. 9cm 2
43
B. Kedelai
La
LAR = ------------
W
1548.07
= ------------- = 42.47 cm 2
36,45
3.
Net
Assimlation Rate (NAR)
( W2 – W1 ) lnLa2 – lnLa1
NAR = -----------------
x -----------------------
T2 – T1 La2 – La1
v Perlakuan
pupuk kandang
A. Jagung
( 37,5 – 18,95) ln 7,65 – ln 6
NAR
= -------------------- x -------------------
8 – 4 7,65 – 6
18,24 2,03 – 1,79
= ------------- x ------------------ = 4,56 x 0,14 = 0,64 g/
cm2 / minggu
4 1,65
B. Kedelai
(19,75 – 14,7) ln 58,5 – ln 5,2
NAR = --------------------- X
-----------------------
8 – 4 58,5 – 5,2
5,05 4,07 – 1,65
= --------------- X --------------- = 1,3
x 0,045= 0,059 g/ cm2 / minggu
4 53,3
v Perlakuan
pupuk NPK
A. Jagung
( W2 – W1 ) lnLa2 – lnLa1
NAR = -----------------
x -----------------------
T2 – T1 La2 – La1
= 0,57 g/ cm2
/ minggu
B. Kedelai
( W2 – W1 ) lnLa2 – lnLa1
NAR = ----------------- x -----------------------
T2 – T1 La2 – La1
= 0,158 g/ cm2
/ minggu
v Perlakuan
tanpa pupuk
A. Jagung
( W2 – W1 ) lnLa2 – lnLa1
NAR =
----------------- x -----------------------
T2 – T1 La2 – La1
( 21. 65 –
20.35 ) 7.4 – 6.31
NAR
= ---------------------- x
---------------------
4 1653.8- 1196.1
1.3 x 1.09
=
------------------- = 0.0007 g/ cm2 / minggu
1907.6
B. kedelai
( W2 – W1 ) lnLa2 – lnLa1
NAR =
----------------- x -----------------------
T2 – T1 La2 – La1
( 19.75 – 16.7 ) 7.17 – 6.72
=
--------------------- x ------------------- = =0.001 g/ cm2
/ minggu
4 1323.07-
992.2
PEMBAHASAN
Dari
hasil pengamatan pada jumlah daun dapat diketahui bahwa pertumbuhan jumlah daun lambat pada awalnya, tetapi kemudian meningkat, yang
merupakan fase pertamadalam pertumbuhan. Fase selanjutnya yaitu pertumbuhan
dimana rata-rata keempat sampel tetap pada minggu ke-5 dan ke-6 pengamatan, yaitu
22.5 cm. Fase ini dinamakan fase linier. Dari hasil pengamatan diketahui
bahwa pada pengamatan jumlah daun, jumlah daun menurun dari minggu ke-7 menuju
minggu ke-8 dan ke-9 yaitu dari rata-rata empat kelompak menjadi 13.5 helai kemudian menurun
lagi menjadi 12.5 helai. Ini karena pada saat itu, tumbuhan telah memasuki fase
penuaan. Hal ini sesuai dengan literatur Salisbury dan Ross (1992) yang
menyatakan bahwa fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat
tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa
pertumbuhan jagung dan kedelai jika digambarkan dalam grafik tidak membentuk kurva sigmoid (bentuk S).
Kurva ini menggambarkan tidak baik pertumbuhan tinggi tanaman maupun jumlah daun. Keempatnya tidak dalam bentuk sigmoid. Hal ini sesuai dengan literatur Tjitrosomo
(1991) yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian
berangsur-berangsur menjadi lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum,
akhirnya laju tumbuh menurun. Apabila digambarkan dalam grafik dalam waktu
tertentu akan terbentuk kurva sigmoid (bentuk S). Tapi dalam
praktikum ini tidak membentuk kurva sigmoid munkin dipengarui oleh linkungan
maupun suhu.
Dari hasil pengamatan diketahui
bahwa tinggi tanaman mengalami kenaikan pada minggu ke-1, ke-2 dan ke-3,
pertumbuhan meningkat terus, dari 20,8 cm menjadi 50,2 cm kemudian menjadi 78,3 cm. Pada saat ini tumbuhan memasuki
fase logaritmik, dimana laju pertumbuhan berbanding lurus dengan ukuran
organisme. Pada minggu ke-4, ke-5, ke-6 dan ke-7, pertambahan tinggi tanaman
hampir konstan, yaitu dari 87,9 cm menjadi 114,83 cm menjadi 123,63 cm dan 127,65 cm. Pada saat ini tumbuhan memasuki fase penuaan. Hal ini
sesuai dengan literatur Srigandono (1991) yang menyatakan bahwa kurva
menunjukkan ukuran kumullatif sebagai fungsi dari waktu. Tiga fase utama
biasanya mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase linear dan fase penuaan.
Pada fase logaritmik, laju pertumbuhan lambat pada awalnya tetapi kemudian
meningkat terus, laju berbannding lurus dengan ukuran organisme. Pada fase
linear, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan
oleh laju pertumbuhan yang menurun, saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan
mulai menua.
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa jumlah daun mengalami
kenaikan. Pada minggu ke-1, ke-2 dan ke-3, pertumbuhan daun meningkat, dari 3 helai menjadi 6 helai kemudian menjadi 10 helai. Pada saat ini tumbuhan
mengalami fase logaritmik, dimana laju pertumbuhan (v) sejalan dengan waktu
(t). Pada minggu ke-4, ke-5 dan ke-6, laju pertumbuhan berlangsung konstan,
yaitu dari rata-rata 24 helai menjadi 34 helai dan tetap 39 helai pada minggu ke-6. Pada saat
ini tumbuhan memasuki fase penuaan yang dicirikan oleh laju pertumbuhan yang
menurun. Hal ini sesuai dengan literatur Salisbury dan Ross (1992) yang
menyatakan bahwa pada fase logaritmik, ukuran (v) bertambah secara eksponensial
sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa laju pertumbuhan (dv/dt)
lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada fase linear,
pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju
pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai
menua.
Dari hasil
pengamatan diketahui bahwa tinggi tanaman mengalami kenaikan pada minggu ke-1,
ke-2 dan ke-3, pertumbuhan meningkat terus.Pada saat ini tumbuhan memasuki fase
logaritmik, dimana laju pertumbuhan berbanding lurus dengan ukuran organisme.
Pada minggu ke-4, ke-5, ke-6 dan ke-7, pertambahan tinggi tanaman hampir
konstan.Pada saat ini tumbuhan memasuki fase penuaan. Hal ini sesuai dengan
literatur Srigandono (1991) yang menyatakan bahwa kurva menunjukkan ukuran kumulatif
sebagai fungsi dari waktu. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali, yaitu fase
logaritmik, fase linear dan fase penuaan. Pada fase logaritmik, laju
pertumbuhan lambat pada awalnya tetapi kemudian meningkat terus, laju berbanding
lurus dengan ukuran organisme. Pada fase linear, pertambahan ukuran berlangsung
secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun, saat
tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua.
Dari hasil
pengamatan diketahui bahwa jumlah daun mengalami kenaikan. Pada saat ini
tumbuhan mengalami fase logaritmik, dimana laju pertumbuhan (v) sejalan dengan
waktu (t). Pada minggu ke-7, ke-8 dan ke-9 karena pada saat ini tumbuhan
memasuki fase penuaan yang dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun. Hal
ini sesuai dengan literatur Salisbury dan Ross (1992) yang menyatakan bahwa
pada fase logaritmik, ukuran (v) bertambah secara eksponensial sejalan dengan
waktu (t). Ini berarti bahwa laju pertumbuhan (dv/dt)
lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada fase linear,
pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju
pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai
menua.
KESIMPULAN
- Tanaman
dengan perlakuan menggunakan pupuk Urea lebih tinggi pertumbuhannya
dibanding dengan tanaman dengan perlakuan menggunakan pupuk kandang.
- Penyiraman
pada tanaman sangat mempengaruhi akan pertumbuhan tanaman tersebut.
- bahwa pertumbuhan yang
diletakkan pada tempat terang tersebut cukup menunjang pertumbuhan perkecambahan, dengan kata lain cahaya
yang mengenai tanaman tidak terlampau berlebihan atau kekurangan.
Sudah dapat menggambarkan kurfe
sikmoit atau membentuk walau tak sempurna dan lingkunggan dari tanaman
mampengaruhi laju pertumbuhan tanaman.
Berbentuk S
0 komentar:
Posting Komentar